Rabu, 04 Februari 2009

Hidup Hanya Sekali…Hargailah!


Aku jarang bisa memiliki waktu luang menulis untuk intropeksi diriku sendiri. Mungkin karena kesibukan kerja, kuliah dan kesibukan yang kucari-cari sendiri. Kadang setelah berlalunya waktu, terselip sedikit rasa sesal dan kesal: mengapa hari ini berlalu biasa-biasa saja. Padahal hidup hanya sekali dan aku tidak menghargai hadiah yang diberikan tuhan kepadaku setiap hari.
Setiap manusia pasti pernah berbuat salah. Setiap manusia pasti pernah berbuat jahat. Tapi sebaik-baiknya manusia yang pernah buat salah dan berbuat jahat, adalah manusia yang menyadari kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi kejahatannya. Aku tidak mau diumpamakan keledai, yang akan jatuh pada lubang yang sama, untuk kesekian kalinya.

Karena itu, aku selalu cari-cari kebodohan apa yang sudah aku buat hari ini. Meminta ampun pada tuhan dalam setiap sujud yang masih mampu aku lakukan. Sambil menyesali dan kadang menangisi, betapa bodohnya aku, betapa cerobohnya aku, betapa tidak tahu malu-nya aku. Hidup hanya sekali dan aku terlalu sombong bisa meyakini, bahwa aku akan hidup lagi esok hari.
Aku mengenal tentang pahala dan dosa sedari kecil, tapi aku menyia-nyiakan usia hingga umur ku beranjak menuju tua. Suatu ketika, ada moment dimana aku mendengarkan bait kata-kata dari seseorang yang tidak kukenal, yang seolah menampar mukaku berkali-kali tanpa ampun. Aku pun tersadar…Ya Allah…apa yang sudah aku lewatkan dalam hidup yang hanya sekali ini?!?

Dikatakan, bahwa sebaik-baiknya manusia adalah diberikan umur yang panjang dan umur yang bermanfaat. Ada empat golongan manusia yang hidup didunia ini:

Golongan pertama: Mereka diberikan Ilmu yang luas dan Hidup yang bermanfaat. Golongan pertama ini sebaik-baiknya manusia. Karena dengan ilmu yang dikaruniai Allah swt padanya, mereka memiliki keimanan. Digunakannya untuk melakukan Amal Makruf Nahi Mungkar. Dengan kelimpahan rezeki yang dikaruniai Allah swt padanya, dinafkahinya anak yatim, di jaganya fakir miskin. Disisihkannya harta yang dikarunia Allah swt sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai seorang hamba. Sungguh, merekalah orang-orang yang beruntung.(Aku iri…sering aku jumpai orang-orang yang diberkahi Allah swt seperti golongan yang pertama ini)

Golongan kedua: Mereka diberikan Ilmu tapi tidak diberikan Harta. Mereka ini memiliki keyakinan bahwa Allah swt adalah pemilik seisi alam. Mereka memiliki keyakinan bahwa hidup, mati, rezeki dan jodoh tiap manusia sudah ada yang mengatur. Mereka percaya dan beriman, tapi mereka tidak dikaruniai harta yang berlimpah, tidak hidup nyaman dan berkecukupan. Namun demikian mereka selalu tenang dengan rasa syukur terhadap rezeki dan takdir Allah swt.

Golongan Ketiga: Mereka diberikan Harta tapi tidak diberikan Ilmu. Mereka ini memiliki kekayaan, tapi kekayaan itu dihimpun dari hidup menipu, memakan harta yang tidak halal, mengumpulkan harta dari jalan yang tidak di ridhoi Allah swt. Dengan harta yang mereka miliki, mereka sombong, mereka kufurkan karunia Allah swt bahkan cenderung menyombongkan diri. Mereka inilah, yang hidup dalam kemewahan dunia, tapi jiwa mereka merasakan kekosongan. Kosong karena tidak memiliki pegangan dalam hidupnya. Mereka yang tidak memiliki keimanan didalam hatinya, akan selalu mencari-cari siapa tuhannya. Semua emas berlian dunia bisa mereka dapatkan untuk kesenangan dan menyenangkan diri mereka. Tapi untuk akhirat, mereka tidak punya keyakinan.

Golongan Keempat: Mereka tidak diberikan harta, tidak pula diberikan ilmu. Hidup melarat di dunia, tidak punya agama, tidak punya tuhan dan tidak juga punya segenggam beras untuk sekedar makan sehari dan esok hari. Inilah orang-orang yang benar-benar merugi.(Naudzubillahi min Dzalik…jangan sampai kita termasuk orang-orang seperti ini).

Dari empat ini, aku bertanya-tanya, dimanakah letak takdirku? Dimana pula letak langkahku? Aku menuju kepadamu ya Allah swt…maka terangilah jalanku dan beri aku keimanan dan kesabaran membuka hati mencintaimu dengan tulus dan penuh kerinduan. Maka jangan pernah tinggalkan aku sedetikpun, saat aku berada di kegelapan. Maka jangan pernah acuhkan aku, saat aku berada dalam kebimbangan. Menuju dan mencari Ridhomu…itu aku, saat ini dan semoga esok hari, esok harinya lagi, dan lagi dan lagi….***

Keterangan foto:
Jika ada waktu luang ditengah kesibukan, aku selalu meluangkan waktu bercumbu dengan mahakarya Allah swt. Air, Tanah, Udara dan Laut. Sungai, Danau, Pantai dan Gunung. Yang menenangkan dan menyenangkan adalah kunjungan utamaku.
Bila semuanya tak bisa aku dapatkan, maka berada didepan laptop ditemani dengan segelas kopi, menjadi rutinitasku. Kamar kos adalah tempat favoritku. Kamar yang memberiku inspirasi, dalam kesendirianku selama ini.
Bila tetap tak tenang juga, ku ambil selimut hijau hadiah ultah dari sahabatku dan ku pejamkan mata sambil ucapkan syukur kepada Allah swt atas segala nikmatnya hari ini…selanjutnya tidur!

0 komentar: