Sabtu, 04 September 2010

Hati Belati..!

Aku menggenggam belati. Tidak dengan hati
Ku bela ku pujuk tidak dengan mau ku. Tidak pula berselimut inginku
Hati yang telah dimilikinya. Dari awal hingga akhir setajam belati
Menyayat segala luka ku. Mengiris segala tangisku
Hatinya adalah hati belati. Yang keji. Membunuh dan jadikan aku pengingkar janji
Aku pun kini dimiliki. Tak lagi lari. Tak lagi cari

Hatinya adalah hati belati. Yang meletakkan ku di peraduan para bidadari
Memuji dalam janji. Berikrar dengan pasti. Pada sekeping jiwa, tersandar harap tanpa riak dusta
Belati hatinya begitu tajam. Begitu kejam. Nadir darah angkuhku di rajam menghujam

Teriak pada hendak. Mengumbar kata. Mendendang hentak
Tutur katanya, tatap matanya, perhati yang dari hati, begitu tajamnya
Sungguh setajam belati. Berdarah awalnya tak rela ku. Pada pasrah yang melumat amarah
Hati belati, pelan tapi pasti. Membuat aku hidup kembali setelah mati. Berulang kali

Pada ruh yang jadi bagian ruh ku
Setia tajam hatinya memujuk pada yang tengah merajuk
Pada belulang yang jadi paruhan tulang ku
Menelurusi seluruh jiwaku pada bening yang hening
Hati belatinya menguliti setiap mau. Dengan lembut. Menghanyut.

Aku ingin luka dari tajamnya belati mu
Lalu terhidang pada hamparan lumatan lautan keinginan
Aku ingin darah mengalir deras dari sayatan belati hati tajam mu
Lalu tergeletak pada hidangan penyambut peraduan jiwa itu
Jiwa sekeliling hati belatimu telah melamarku
Hati-hati tak mengenal jemu pada lika liku laku ku

Telah ku genggam hati belati itu. Biar berdarahnya. Biar padahnya
Aku inginnya, mau nya. Pada si pemilik tulang rusuk. Aku kembali pada yang tercipta
Perlahan jatuh hati pada pemilik hati setajam belati
Yang menggetas keras. Yang tak mundur kendur. Yang maju jadi pemenang.
Bukan lagi pulang jadi terbuang. Pada pemilik hati belati. Tak hendak mati lagi
Tak tau pergi selain kembali dan terus kembali.

Aku mulai menikmati cucuran darah dari tajamnya hati belati
Belati yang meletakkan ku di peraduan para bidadari surgawi

Hati belati itu mengajariku
Bahwa tidak setiap luka
Aku harus keluarkan air mata

Dan pada hati belati
Aku hendak
Selalu ingin__________

-------------
Januari-2010
(Buat Kamu Yang Pasti Tahu)

Catatan: Tulisan ini untuk kekasih hatiku, yang kini menjadi suami yang tersangat baik padaku. Saat aku posting tulisan ini, laki-laki hadiah dari Tuhan itu tengah terlelap disampingku. Sungguh...hatinya demikian setajam belati. Untuk membuatku dulu jatuh hati dan kini bisa mencintainya setengah mati. Dia benar-benar berjuang hebat untuk membuatku jatuh cinta. Dan kini aku sudahpun terjatuh sesuai inginnya.
I love You honey...

0 komentar: